Obesitas merupakan faktor resiko
Diabetes Melitus tipe 2 (resistensi insulin), why???
Pada DM tipe 2, masalah terjadi pada
reseptor insulin, sedangkan insulin secara normal disekresi oleh sel β
pankreas.
Normalnya, kelebihan glukosa darah akan
diubah menjadi glikogen pada otot dan hati karena insulin yang diterima oleh
reseptor akan memicu terjadinya reaksi-reaksi kimia yang memunculkan respon homeostasis.
Obesitas didefinisikan sebagai
akumulasi lemak yang berlebih. Pada individu yang obesitas, penyimpanan awal
trigliserida terjadi pada jaringan adiposa subkutan dan ketika jumlahnya
semakin meningkat, resistensi insulin juga meningkat dan membatasi akumulasi
lipid subkutan yang lebih banyak. Trigliserida kemudian dialihkan ke jaringan
adiposa viseral. Hal ini menyebabkan resistensi insulin yang lebih lanjut
akibat adanya adipositokin (sitokin TNF-α dan IL-6) dari adiposit viseral.
Penyimpanan lemak yang berlebih
(pada jaringan adiposa subkutan dan viseral) mengarah pada pelepasan asam lemak
bebas. Asam lemak bebas yang berlebih inilah yang menyebabkan disfungsi
reseptor insulin (resistensi insulin).
How???
Ada 2 mekanisme
#1
Asam lemak bebas mengaktifkan
beberapa protein kinase yang kemudian meningkatkan fosforilasi serin pada
substrat reseptor insulin (normalnya adalah peningkatan fosforilasi tirosin pada
substrat reseptor insulin), sehingga terjadi penurunan sintesis glikogen pada
jaringan. Di hati terjadi penurunan sintesis glikogen hepatik disebabkan oleh
penurunan aktivasi glikogen sintase (GS) dan peningkatan glukoneogenesis hepatik. Peningkatan
produksi glukosa hepatik (hasil dari glukoneogenesis) memperparah
hiperglikemia. Di otot terjadi penurunan sintesis glikogen otot disebabkan oleh
penurunan translokasi GLUT4 (Glucose Transporter type 4 berfungsi membawa gula
darah ke otot) dari intrasel ke membran
plasma, sehingga terjadi hiperglikemia yang lebih lanjut.
#2
Jaringan adiposa merupakan campuran
heterogen adiposit, sel-sel imun, dan endotelium yang berespons cepat terhadap
perubahan kelebihan nutrisi melalui hipertrofi (pembesaran) dan hiperplasia
(peningkatan jumlah sel) adiposit. Dengan adanya obesitas, pembesaran adiposit
yang progresif menyebabkan aliran darah menuju adiposit berkurang, sehingga
mengakibatkan hipoksia (jaringan yang kekurangan oksigen). Hipoksia menjadi
penyebab nekrosis dan infiltrasi makrofag ke jaringan adiposa, sehingga faktor
proinflamasi seperti sitokin TNF-α dan IL-6 diekspresikan. TNF-α dan IL-6
menghambat kerja fosforilasi tirosin kinase pada reseptor insulin, sehingga
terjadi penurunan pensinyalan insulin menyebabkan resistensi insulin.
|
TNF-α dan IL-6 menghambat fosforilasi tirosin pada
substrat reseptor insulin (padahal IRS dengan tirosin yang terfosforilasi adalah substrat yang cocok untuk PI3 Kinase), sedangkan asam lemak bebas menghambat kinerja PI3 Kinase. |
|
a) resistensi insulin, karena asam lemak bebas dan TNF-α meningkatkan fosforilasi serin/teonin pada
substrat reseptor insulin. b) kinerja insulin normal, fosforilasi tirosin pada
substrat reseptor insulin yang pada akhirnya akan menahan pengeluaran glukosa dari hati ke darah dan menstimulasi pengambilan glukosa dari darah ke otot. |
Sumber:
- Emanuela
et al., 2012, Inflammation as a Link
between Obesity and Metabolic Syndrome, Journal
of Nutrition and Metabolism (dalam 5).
- Redinger,
R.N., 2007, The Pathophysiology of Obesity and Its Clinical Manifestations, Gastroenterology & Hepatology,
vol.3, issue 11 (dalam 5).
- Qatanani,
M. dan Lazar, M.A., 2007, Mechanisms of obesity-associated insulin resistance: many
choices on the menu, Genes (dalam 5).
- Yaturu,
S., 2011, Obesity and type 2 diabetes, Journal
of Diabetes Mellitus, vol.1, no.4 (dalam 5).
- Putri,
I.P. 2014 Korelasi Body Mass Index
terhadap Kadar Trigliserida pada Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Temanggung, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
- Erion
D.M. dan Shulman, G.I., 2010, Diacylglycerol-mediated insulin resistance, Nature Medicine.
Unknown
Tuesday, September 2, 2014